Rabu, 15 Juni 2016

Sistem Pengupahan Sopir Taksi Blue Bird (Konvensional)



          Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, para sopir konvensional memperoleh upah per hari atau dapat didiartikan jika pada hari tersebut sopir bekerja, maka sopir tersebut akan memperoleh upah dari hasil yang didapatnya pada hari tersebut, namun jika sopir tersebut tidak bekerja maka sopir tidak akan memperoleh upah di hari tersebut. Hasil yang didapat dari mengemudi pada hari tersebut tidak semua akan diterima sebagai upah oleh sopir tersebut, namun sebagian akan disetor ke perusahaan. Pada taksi konvensional ini, jumlah yang harus disetor ke perusahaan adalah sebesar 50% dari hasil mengemudi. Jadi, kurang lebih para sopir tersebut akan mendapat upah sebesar 50% sisanya. Upah yang didapat oleh sopir tersebut masih harus dikurangi dengan biaya bensin yang dikeluarkan pada hari tersebut. Biaya bensin yang dikeluarkan kurang lebih sebesar 25%. Jadi, upah bersih yang didapat oleh sopir pada hari tersebut kurang lebih sebesar 75%. Selain itu perusahaan juga akan memberikan komisi kepada sopir apabila hasil yang didapat dari mengemudi pada hari tersebut ≥ Rp 500.000,-. Pada taksi konvensional ini, hasil yang didapat dari mengemudi tidak ditentukan, namun besar upah yang diperoleh para sopir taksi sangat ditentukan oleh hasil dari mengemudi, jadi mau tidak mau para sopir taksi harus memperoleh hasil yang besar apabila ingin memperoleh upah yang besar.

Flowchart Sistem Upah Sopir Taksi Konvensioal

 

Anggota kelompok:
1.         Ardian Marga Wahana (15061129)
2.         Wahyu Ningsih (15061131)
3.         Tri Lestari (15061120)
4.         Nurbaya Hi Saun (15061124)

Rabu, 08 Juni 2016

Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

A.    Pengertian
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Salah satu sistem yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan adalah sistem akuntansi gaji dan upah.
Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan upah maka perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan. Sistem akuntansi gaji dan upah juga dirancang oleh perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan sehingga mudah dipahami dan mudah digunakan.
Mulyadi (2000 : 1) menyatakan “Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan definisi dari Gaji dan upah menurut Mulyadi (2001:373) adalah “Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyeraha jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang di hasilkan.”
Selanjutnya menurut Mulyadi (2001:17) tentang sistem akuntansi gaji dan upah menyatakan bahwa, “Sistem akuntansi gaji dan upah dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya, perancangan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validitas, otorisasi kelengkapan, klasifikasi penilaian, ketepatan waktu dan ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan.”
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi gaji dan upah merupakan rangkaian prosedur perhitungan dan pembayaran gaji dan upah secara menyeluruh bagi karyawan secara efisien dan efektif. Tentunya dengan sistem akuntansi gaji dan upah yang baik perusahaan akan mampu memotivasi semangat kerja karyawan yang kurang produktif dan mempertahankan karyawannya yang produktif, sehingga tujuan perusahaan untuk mencari laba tercapai dengan produktifitas kerja karyawan yang tinggi.
B.     Informasi Yang  Diperlukan Manajemen
Informasi yang diperlukan oleh manajemen adalah :
a.         Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
b.        Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.
c.         Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan selama periode akuntansi tertentu.
d.        Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.

C.     Dokumen yang Digunakan
Berikut adalah dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi penggajian dan penggupahan:
a.         Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.
Dokumen ini pada umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat - surat keputusan yang bersangutan dengn karyawan. Tembusan dari dokumen – dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
b.        Kartu Jam Kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang digunakan tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisikan oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kembudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan.
c.         Kartu Jam Hadir
Kartu ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan daftar hadir ini dapat berupa daftar hadir biasa, atau kartu hadir yang diisi melalui finger scan.
d.        Daftar Gaji dan Daftar Upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi potongan berupa pph pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dsb.
e.         Rekap Daftar Gaji dan Daftar Upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen yang dibuat berdasar daftar gaji dan upah. Perusahaan yang berdasarkan pesanan, rekap daftar gaji dan upah digunakan untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi Akuntansi Biaya.
f.         Surat Pernyataan Gaji dan Upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini digunakan sebagai catatan bagi karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima karyawan beserta potongan yang menjadi bebannya.
g.        Amplop Gaji dan Upah
Amplop ini digunakan sebagai alat untuk memberikan gaji dan upah kepada karyawan, dimana di bagaian sampul terdapat informasi menegnai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji yang diterima. Apabila distribusi dilakukan melalui rekening karyawan maka tidak diperlukan amplop gaji dan upahnamun akan diberikan rincian mengenai gaji atau upah yang mereka peroleh.
h.        Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran sejumlah uang yang dibbuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah.

D.    Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Dibawah ini adalah catatan yang digunakan dalam menjalankan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan di suatu perusahaan:
1.        Jurnal Umum
Jurnal umum ini digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja langsung ke dalam setiap departemen dalam perusahaan.
2.        Kartu Harga Pokok Produk
Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
3.        Kartu Biaya
Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.
4.        Kartu Pengasilan Karyawan
Kartu penghasilan karyawan digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Kartu ini sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dengan membubuhkan tnada tangan.

E.     Fungsi yang Terkait
Fungsi – fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sebagai berikut.
1.        Fungsi kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan. Kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan. Dalam struktur organisasi pada Gambar fungsi kepegawaian berada di tangan Bagian Kepegawaian, dibawah Departemen Personalia dan Umum.
2.        Fungsi Pencatat Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Dalam struktur organisasi pada Gambar fungsi pencatat waktu berada di tangan bagian pencatat waktu, dibawah Departemen Personalia dan Umum
3.        Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas kelaur yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.
4.        Fungsi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggungjawab utnuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan (misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Fungsi akuntansi memiliki 3 bagian yaitu:
·           Bagian Utang
Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggungjawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayar gaji dan upah untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.
·           Bagian Kartu Biaya
Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung pabrik).
·           Bagian jurnal
Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya dan upah dalam jurnal umum.
5.        Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke Bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. Dalam suatu perusahaan fungsi keuangan berada di tangan Bagian Kasa.

F.      Jaringan Prosedur
Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
1.        Prosedur pencatatan waktu hadir
2.        Prosedur pembuatan daftar gaji
3.        Prosedur distribusi biaya gaji
4.        Prosedur pembuatan bukti kas keluar
5.        Prosedur pembayaran gaji
Sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
1.        Prosedur pencatatan waktu hadir
2.        Prosedur pencatatan waktu kerja
3.        Prosedur pembuatan daftar upah
4.        Prosedur distribusi biaya upah
5.        Prosedur pembuatan bukti kas keluar
6.        Prosedur pembayaran upah

G.    Distribusi Biaya Gaji Dan Upah
Distribusi biaya gaji dan upah ditunjukan untuk menghasilkan laporan biaya tenaga kerja menurut jenisnya (gaji dan upah, tunjangan makan, tunjangan lembur, biaya kesejahteraan karyawan), menurut hubungannya dengan departemen, kegiatan, order produksi, atau kombinasi di antara berbagai jenis klasifikai tersebut.
Distribusi biaya gaji dan upah umumnya dilakukan dengan metode berikut ini :
a.         Metode rekening berkolom
Jika misalnya manajemen menginginkan laporan biaya tenaga kerja menurut jenisnya per departemen, maka laporan ini dapat dihasilkan dengan menyediakan rekening biaya berkolom untuk setiap departemen dalam buku pembantu biaya. Media yang dipakai sebagai sumber informasi untuk posting ke dalam rekeing berkolom ini adalah rekp daftar gaji dan upah atau jurnal umum.
b.         Metode summary strip: tiket tunggal
Distribusi biaya upah lansung dapat dilakukan dengan membuat kartu jam kerja untuk setiap order produksi. Kartu jam kerja ini kemudia diisi dengan tarif upah karyawan yang bekerja untuk order produksi tersebut dan dikalikan jumlah jam kerja, serta disimpan dalam arsip sementara menurut order produksi. Secara periodik kartu jam kerja ini ditotal jumlah rupiahnya, dan dicatat dalam kartu harga pokok produk. Untuk tenaga kerja tak langsung, kartu jam kerjanya di isi dengan tarif upahnya kemudian disortasi menurut klasifikasi biaya tenaga kerja menurut jenis dan departemen. Jumlah rupiah biaya tenaga kerja tak langsung menurut klasifikasi jenis dan departemen tersebut diringkas dan diposting kedalam summary strip, yang sekaligus berfungsi sebagai laporan biaya tenaga kerja.
c.         Metode distribusi dengan komputer
Metode distribusi pendebitan yang timbul dari transaksi penggajian dan pengupahan dengan menggunakan computer dilakukan dengan member kode dengan benar, proses sortasi akan dilakukan oleh computer melalui program. Oleh karena itu, titik berat kegiatan ini terletak pada kerangka pemberian kode terhadap transaksi gaji dan upah. Jika pendebitan rekening bisaya yang terjadi dari transaksi penggajian dan pengupahan akan diklasifikasikan menurut jenis biaya tenaga kerja ( misalnya ada 30 jenis biaya tenaga kerja), pusat pertanggungjawaban yang dibagi menurut hirarki manajemen (misalnya ada 4 jenjang manajemen) dan menurut jenis produk yang dihasilkan ada 25 jenis produk.


H.     Flowchart

Anggota kelompok:
1.         Ardian Marga Wahana (15061129)
2.         Wahyu Ningsih (15061131)
3.         Tri Lestari (15061120)
4.         Nurbaya Hi Saun (15061124)

Note:
Mohon maaf apabila ada kesamaan dengan blog lain. Coretan ini ditujukan untuk melengkapi tugas Sistem Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Terimakasih.

Minggu, 29 Mei 2016

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Penerimaan kas bisa berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap, pinjaman baik dari bank maupun dari wesel, dan setoran modal baru. Tetapi penerimaan kas perusahaan biasanya berasal dari 2 sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.
Penerimaaan kas bisa terjadi dengan berbagai macam cara seperti lewat pos, pembayaran langsung ke kasir atau pelunasan ke bank. Uang yang diterima biasanya berbentuk uang tunai, baik logam maupun uang kertas, cek, money order, bank draft, dan lain-lain.
Dalam penyusunan prosedur penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya dan frekuensi masing-masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi dan metode pengelolaan dan pengawasan fisik atau membuat catatan pengelolaan dan pengawasan.

A.                SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Berdasarkan sistem pengendalian yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :
1.        Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2.        Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini :

1.        Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam Over-the Counter Sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
Penerimaan kas dari Over-the Counter Sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini :
a.         Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di Bagian Penjualan.
b.        Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.
c.         Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.
d.        Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e.         Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
f.         Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g.        Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit.

2.        Penerimaan Kas dari COD Sales
Cash-on-delivery sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkut umum, atau angkutan sendiri dalam penyederhanaan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual.
COD Sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a.         Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos.
b.        Penjual mengirim barang melaui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD Sales di kantor pos.
c.       Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD Sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
d.       Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD Sales memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD Sales.
e.       Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD Sales. Kantor pos penerima penyerahan barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.
f.           Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD Sales telah dilaksanakan.
g.     Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD Sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli.
Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan, penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman perusahaan.

3.        Penerimaan Kas dari Credit Cerd Sale
Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual. Credit card dapat merupakan sarana bagi pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-the-counter sale, pembeli datang ke perusahaan melakukan pembayaran ke kasir, dengan angkutan umum pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan melakukan  penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit.
Kartu ktedit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok:
a.         Kartu Kredit Bank (Bank Card).
b.        Kartu Kredit Perusahaan (Company Card).
c.         Kartu Kredit Bepergian Dan Hiburan (Travel And Entertaiment Card).

4.        Unit Organisasi/Fungsi yang Terkait (Pelaksana)
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a.         Fungsi Kasa
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
b.        Fungsi Pembungkus
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
c.         Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

5.        Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai adalah :
a.         Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
b.        Pita Register Kas (Cas Register Tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kasa dengan cara mengoperasikan mesin register. Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kasa dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c.         Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bang yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu ktedit.
d.        Bill Of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
e.         Faktur Penjulan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
f.         Bukti Setor Bank
Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
g.        Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang dijual.

6.        Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah :
a.         Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerkukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guns meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut.
b.        Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya penjulan tunai.
c.         Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d.        Kartu Persedian
Kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan  di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian barang yang disimpan digudang.
e.         Kartu Gudang
Catatan  ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya nerisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat .kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.

Flowchart Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai



A.                SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara melalui penagih perusahaan, melalui pos, dan melalui Lock-Box collection plan.
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.

1.        Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
a.         Fungsi Sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam  penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remintance ad-vice) melalaui pos dari para debitur perusahaan. Fungsi ini bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
b.        Fungsi Penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
c.         Fungsi Kasa
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalaui penagih perusahaan). Fungsi kasa bertanggung jawab untuk penyetoran kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
d.        Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab atas pencataan penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang.

2.        Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
a.         Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
b.        Daftar Surat Pemberitahuan
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari.
c.         Bukti Setor Bank
Dibuat oleh fungsi kasa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank  sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kasa kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.

4.        Sistem Peneriamaan Kas Dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan
Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanaan dengan prosedur:
a.         Bagian piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagih
b.  Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaaan untuk melakukan penagihan kepada debitur
c.         Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur
d.        Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa
e.       Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang
f.         Bagian kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur
g.    Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabar yang berwenang
h.        Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur.

5.        Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Melalui Pos
Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a.         Bagian Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi penjualan kredit terjadi.
b.        Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuaan melalui pos.
c.         Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
d.        Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
e.       Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang.
f.         Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur  sebagai tanda penerima pembayaran dari debitur.

6.        Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan
Sistem penerimaan kas dari piutang melalui lock-box-collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a.       Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.
b.        Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan  mengirim cek dan surat  pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat
c.    Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh   perusahaan.
d.      Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat.
e.         Bank mengurus chack clearing.
f.         Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan.
g.        Bagian sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa.
h.     Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan  ke bagian jurnak untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.


7.      Flowchart Penerimaan Kas dari Piutang

Anggota kelompok:
1.         Ardian Marga Wahana (15061129)
2.         Wahyu Ningsih (15061131)
3.         Tri Lestari (15061120)
4.         Nurbaya Hi Saun (15061124)
Note:
Mohon maaf apabila ada kesamaan dengan blog lain. Coretan ini ditujukan untuk melengkapi tugas Sistem Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Terimakasih teman-teman yang telah membantu bikin flowchart.